Apa Sih Pakan Silase Itu?
Kawan-kawan, Pengawetan Pakan hijauan merupakan bagian dari sistem produksi ternak. Pengawetan
hijauan dengan pembuatan silase yang bertujuan agar pemberian hijauan sebagai pakan
ternak dapat berlangsung secara merata sepanjang tahun, sehingga bisa untuk mengatasi
kekurangan pakan di musim kemarau. Biasanya kan pada musim penghujan, tanaman akan tumbuh subur tuh, tapi pada saat musim kemarau tanama akan mulai mengering, jadi ketersediaan
hijauan ataupun limbah hasil pertanian pada musim tersebut akan berlimpah
(jerami padi,sisa tanaman jagung,kacang-kacangan). Jadi Proses pengawetan pakan ternak menggunakan tekhnik silase ini sangat menbantu sekali.
Apakah Fungsi dan Tujuan Pakan di Silase?
Fungsi pengawetan akan
tercapai apabila pasca hijauan ataupun limbah pertanian dipanen segera
dilakukan pencacahan baik dengan golok atau chopper rumput. Hal ini merupakan
upaya agar proses respirasi yang terjadi pada sel tanaman segera terputus dan
berhenti. Tujuannya adalah agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik
dimana aktivitas air dalam sel tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba.
Pengawetan tersebut akan berdampak pada keadaan fisik serta komposisi kimia
hijauan tersebut antara lain dengan kehilangan sebagian dari zat makanan (gizi
tanaman/nutrien) yang nantinya akan berdampak pada nilai nutrisi hijauan
tersebut.
Lalu Bagaimana sih Proses pembuatan silase itu?
Menurut (Prihatman, 2000
) silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau
leguminosa) yang disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Sedangkan (Kartasudjana,
2001) menjelaskan silase merupakan hijauan yang difermentasi sehingga hijauan
tersebut tetap awet karena terbentuk asam laktat. Silase berasal dari hijauan
makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan dalam keadaan segar (dengan
kandungan air 60-70 %) melalui proses fermentasi dalam silo. Silo merupakan tempat pembuatan silase,
sedangkan ensilage adalah proses pembuatan silase. Silo dapat dibuat diatas
tanah yang bahannya berasal dari: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik,
drum bekas dan lain sebagainya.
Kenapa kok bisa pakan itu diawetkan menggunakan silase?
jadi Pakan ternak itu bisa menjadi awet karena pada proses silase terjadi hal hal berikut berikut ini,
- menghentikan pernafasan dan penguapan
sel-sel tanaman.
- mengubah karbohidrat menjadi asam
laktat melalui proses fermentasi kedap udara.menahan aktivitas enzim dan bakteri
pembusuk.
- Mencapai dan mempercepat keadaan
hampa udara (anaerob)
- Terbentuk suasana asam dalam
penyimpanan (terbentuk asam laktat
Bahan Bahan Apa sih yang digunakan untuk membuat pakan silase?
ini nihh, bahan bahan yang diperlukan untuk membuat pakan menjadi awet sebagai proses dari silase;
- Natrium bisulfat
- Sulfur oxida
- Asam chloride
- Asam sulfat
- Asam propionat.
- dll.
Pemberian bahan pengawet
atau tambahan (additif) secara tidak langsung ialah dengan memberikan tambahan
bahan-bahan yang mengandung hidrat arang (carbohydrate) yang siap diabsorpsi
oleh mikroba, antara lain :
- Molase (melas) : 2,5 kg /100 kg hijauan.
- Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan.
- Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
- Dedak halus : 5,0 kg/100 kg hijauan.
- Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
Pembuatan silase pada
temperatur 27-35 0C, menghasilkan kualitas yang sangat baik.
Hal tersebut dapat diketahui
secara organoleptik, yakni:
- mempunyai tekstur segar
- berwarna kehijau-hijauan
- tidak berbau
- disukai ternak
- tidak berjamur
- tidak menggumpal
Lalu apa saja metoda pembuat silase itu?
Beberapa metode dalam pembuatan silase pengawetan pakan hijau ternak:
1. Metode Pemotongan
- Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm,
- Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastic
- Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
- Tutup dengan plastik dan tanah
Jenis pakan pakan hijauan yang dapat dibuat silase atau diawetkan meliputi:
- Rumput.
- Sorghum.
- Jagung.
- Biji-bijian kecil.
Faktor yang memperngaruhi Pembuatan Silase
Pertama: hijauan yang cocok dibuat silase adalah rumput, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan jerami padi.
Kedua : penambahan zat aditif untuk meningkatkan kualitas silase. Beberapa zat aditif adalah limbah ternak (manure ayam dan babi), urea, air, molases. Aditif digunakan untuk meningkatkan kadar protein atau karbohidrat pada material pakan. Biasanya kualitas pakan yang rendah memerlukan aditif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.
Ketiga : kadar air yang tinggi berpengaruh dalam pembuatan silase. Kadar air yang berlebihan menyebabkan tumbuhnya jamur dan akan menghasilkan asam yang tidak diinginkan seperti asam butirat. Kadar air yang rendah menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi dan pada silo mempunyai resiko yang tinggi terhadap kebakaran (Pioner Development foundation, 1991 dalam Diana, 2004).
2. Metode Pencampuran
Hijauan dicampur bahan
lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat fermentasi,
mencegah tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis
sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam formiat,
asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam, dedak padi,
menir / onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
- asam organik: 4-6kg
- molases/tetes: 40kg
- garam : 30kg
- dedak padi: 40kg
- menir: 35kg
- onggok: 30kg
Pemberian bahan tambahan
tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan yang akan diproses.
Apabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dengan perbandingan 2
bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah dan
5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang merata.
Pembentukan suasana asam dengan cara penambahan bahan pengawet atau bahan imbuhan (additif) secara langsung dan tidak langsung. Pemberian bahan pengawet secara langsung dengan menggunakan: Natrium bisulfat, sulfur oxida, asam chloride, asam sulfat, asam propionate, dll. Pemberian bahan pengawet / bahan tambahan (additif) secara tidak langsung dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung hidrat arang (carbohydrate) yang siap diabsorpsi oleh mikroba, antara
Pembentukan suasana asam dengan cara penambahan bahan pengawet atau bahan imbuhan (additif) secara langsung dan tidak langsung. Pemberian bahan pengawet secara langsung dengan menggunakan: Natrium bisulfat, sulfur oxida, asam chloride, asam sulfat, asam propionate, dll. Pemberian bahan pengawet / bahan tambahan (additif) secara tidak langsung dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung hidrat arang (carbohydrate) yang siap diabsorpsi oleh mikroba, antara
- Molase (melas) 2,5 kg /100 kg hijauan,
- (tepung) 2,5 kg/100 kg hijauan,
- tepung jagung 3,5 kg/100 kg hijauan,
- dedak halus 5,0 kg/100 kg hijauan,
- ampas sagu 7,0 kg/100 kg hijauan.
3.
Metode Pelayuan
Hijauan dilayukan dahulu
selama 2 hari (kandungan bahan kering 40% - 50%.
Lakukan langkah seperti
halnya metode pemotongan diatas
Tahap-tahap Pembuatan
Silase Metoda pelayuan
Beberapa langkah dalam
proses pembuatan silase, terdiri dari:
- Alat yang diperlukan
- Silo: alat yang akan dipakai untuk melakukan proses fermentasi, pengawetan hijauan, danpenyiapan. Sebaiknya dengan kapasistas untuk 50 kg hijauan yang telah dicacah.
- Mesin pencacah (Chopper) atau golok dan talenan: untuk mencacah hijauan yang akan dibuat silase.
- Plastik atau bahan lain yang tidak tembus rembesan air sebagai pelapis pada dinding dan penutup silo.Ban bekas/bahan-bahan yang digunakan sebagai pemberat.
DAFTAR PUSTAKA
- Bolson K.K.,1991. Field Guide for Hay ang Silage Management. NFIA
- http://derisimon.wordpress.com/silase: 08 Agustus 2007
- Kartasudjana, Ruhyat. 2001. Mengawetkan Hijauan Pakan Ternak. Direktorat Menengah Kejuruan, Jakarta
- Prihatman, Kemal. 2000. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Bappenas, Jakarta
0 Komentar